Kemiskinan di Indonesia

Written by Danika Amandari Djuanda, Content Writer Intern at Project Child Indonesia

Indonesia adalah negara yang sangat kontras. Keindahan alam dan kekayaan budayanya hidup berdampingan dengan kesenjangan ekonomi yang mendalam. Menurut data Badan Pusat Statistik “persentase penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 9,36 persen.”  Meskipun persentase ini tampaknya tidak terlalu tinggi dan “menurun 0,21 persen poin terhadap September 2022 dan menurun 0,18 persen poin terhadap Maret 2022,” masih ada “sebesar 25,90 juta orang” yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.

Selain itu, persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2023 sebesar 7,29 persen, menurun (sebanyak 0,24%) dibandingkan September 2022 yang sebesar 7,53 persen. Sementara itu, persentase penduduk miskin perdesaan pada Maret 2023 sebesar 12,22 persen, menurun (sebanyak 0,14%) dibandingkan September 2022 yang sebesar 12,36 persen.  Kesenjangan antara desa dan kota masih besar, banyak masyarakat Indonesia tinggal di daerah pedesaan dimana infrastruktur, layanan kesehatan, dan fasilitas pendidikan seringkali kurang.  Tantangan-tantangan ini melanggengkan siklus kemiskinan, sehingga menyulitkan banyak individu untuk melepaskan diri dari cengkeramannya.

Kemiskinan di Indonesia merupakan tantangan yang kompleks, namun dapat diatasi melalui pendekatan praktis dan sistematis. Memprioritaskan pendidikan, memberdayakan perempuan, memastikan akses terhadap layanan kesehatan, dan mendorong pembangunan ekonomi berkelanjutan merupakan langkah-langkah penting dalam mengentaskan kemiskinan.

Pendidikan–Jalan Menuju Masa Depan yang Lebih Baik: Pendidikan merupakan elemen fundamental dalam memerangi kemiskinan.  Untuk mengentaskan kemiskinan, penting untuk memastikan bahwa semua anak memiliki akses terhadap pendidikan berkualitas. Hal ini tidak hanya mencakup peningkatan partisipasi sekolah tetapi juga peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan.

Memberdayakan Perempuan–Mendobrak Hambatan: Pemberdayaan perempuan adalah salah satu aspek penting dalam pengentasan kemiskinan. Ketidaksetaraan gender di Indonesia membatasi akses perempuan terhadap pendidikan, layanan kesehatan, dan peluang ekonomi. Maka dari itu, program yang mempromosikan hak-hak perempuan dan kemandirian ekonomi mereka dapat bersifat transformatif.

Akses terhadap Layanan Kesehatan–Hak Dasar: Layanan kesehatan yang berkualitas seharusnya dapat diakses oleh semua orang, namun banyak masyarakat di Indonesia yang tidak memiliki fasilitas tersebut. Distribusi sumber daya kesehatan yang tidak merata merupakan permasalahan yang signifikan, terutama di daerah terpencil dan pedesaan.  Pemerintah perlu berinvestasi pada infrastruktur layanan kesehatan, meningkatkan pelatihan petugas layanan kesehatan, dan memastikan akses terhadap obat-obatan esensial. Hal ini tidak hanya akan mengurangi kemiskinan tetapi juga meringankan beban keuangan keluarga yang menghadapi pengeluaran terkait kesehatan.

Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan–Memberikan Peluang: Pembangunan ekonomi berkelanjutan adalah landasan pengentasan kemiskinan. Inisiatif yang menciptakan lapangan kerja dan merangsang pertumbuhan ekonomi dapat memberikan dampak yang besar. Investasi di bidang pertanian, dukungan terhadap usaha kecil, dan pembangunan pedesaan merupakan beberapa elemen kunci dari strategi ini.

Mengakhiri segala bentuk kemiskinan merupakan tujuan pertama dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dalam Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030.  Bersama-sama kita dapat membuka jalan menuju masa depan yang lebih cerah dan sejahtera bagi seluruh masyarakat Indonesia, dengan meninggalkan kemiskinan sebagai peninggalan masa lalu.

Sumber