Keyakinan Kami
Kami selalu terpikat dengan gagasan sederhana bahwa tiap orang mampu berbuat baik.
Pada 2011, pendiri kami, Aya dan Marvin, menyadari bahwa mereka memiliki keinginan kuat untuk berkontribusi kepada komunitas lokal. Kesadaran bersama ini membawa mereka pada sebuah aksi, yang kemudian berujung pada perjalanan Project Child yang menantang dan tak terduga sebelumnya.
Awalnya, mereka mendekati komunitas Kricak Kidul, salah satu area dengan kondisi sosio-ekonomi terendah di Yogyakarta, untuk melihat bagaimana mereka mampu bermanfaat bagi komunitas mereka. Setelah berdiskusi dengan warga dan komunitas setempat, serta mendapatkan persetujuan dari kalangan ibu-ibu, akhirnya disepakati bahwa kami diizinkan mengadakan kursus menjahit bagi ibu-ibu setempat.
Mereka sepakat bahwa mengajar ibu-ibu lebih baik ketimbang mengajar anak-anak, supaya dapat mendorong anak-anak untuk pergi ke sekolah ketimbang untuk bekerja. Tujuan utama dari kursus tersebut adalah untuk belajar bagaimana menghasilkan barang bernilai guna yang dibutuhkan pasar, serta memiliki nilai untuk perekonomian warga.
Di kelas-kelas ibu-ibu tersebut, banyak anak-anak yang hadir mengikuti ibunya. Pada awalnya, mereka hanya mengamati dari jauh, hingga lama-kelamaan mereka mendekat. Mereka tertarik untuk bertemu Marvin, seorang warga negara asing, secara langsung. Suatu hari, Marvin menawarkan anak-anak tersebut untuk belajar bahasa Inggris sembari menanti ibu mereka menjalani kursus menjahit. Anak-anak tersebut menerima tawaran tersebut dengan senang hati. Sejak saat itu, ditambahkanlah kelas bahasa Inggris setiap Senin sebagai agenda baru.
Setelah aktivitas mulai berlangsung, sebuah permasalahan muncul, yakni mengenai kelanjutan dari program apabila suatu hari Marvin harus kembali ke Jerman. Saat itu, Diederik, seorang kawan, datang membantu. Ia mendorong kami untuk membentuk jaringan mahasiswa internasional yang mampu mengajar bahasa Inggris. Dari sanalah, tercetuslah sebuah proyek sampingan bernama “Project Child”.
Setelah tiga bulan beroperasi sebagai sebuah organisasi berbasis mahasiswa di Kricak, Pandu Indonesian Language School mengajak kami bekerjasama. Kemudian, Project Child dan Pandu Indonesian Language School mengajak anak-anak untuk melakukan karyawisata ke kebun binatang untuk belajar mengenai hewan. Hal ini membuat mereka sadar bahwa Project Child mampu memberikan dampak yang lebih besar dengan bantuan mitra.
Namun demikian, baru pada 2013 Project Child memiliki uang untuk mendaftarkan diri sebagai organisasi. Dalam hal ini, kami berterima kasih kepada Tenny Yanutriana, yang membantu kami mewujudkan hal tersebut dengan memberikan donasi modal start-up yang memadai. Project Child Indonesia pun lahir secara resmi, dan memiliki tanggung jawab tertulis untuk melayani mereka yang membutuhkan.
Pada musim semi 2014, simpatisan dan pendukung kami dari Jerman bergabung untuk mendirikan organisasi nirlaba Project Child Germany di bawah kepemimpinan Marvin. Tujuan dari organisasi ini adalah mempromosikan proyek-proyek selanjutnya di Indonesia, dan memastikan adanya kerjasama yang berlanjut. Kami ingin bekerjasama untuk melaksanakan program-program berjangka panjang.
We have always been captivated by the simple idea that each individual ‘can just do good’.
Community Members Served